Sebagai penyuka jalan-jalan (meski cuma jalan-jalan sore di seputaran rumah), saya dan suami sempat menunda keinginan untuk jalan-jalan sesaat setelah Kizain lahir. Kami berfikir, alangkah baiknya jika menunggu Kizain berusia sebulan atau dua bulan dulu. Selain sudah divaksin, Kizain yang masih newborn itu juga butuh adaptasi dengan lingkungan barunya. Banyak juga para orangtua mengatakan bahwa, sebaiknya tunggu 40 harian dulu deh, baru keluar.
Tapi, apa saya sanggup? 😀
Kizain di usia tiga hari sudah mengenal mobil dan jalan, yakni saat pulang dari RS. Usia satu minggu sudah ikut saya ke dokter untuk check up kondisi jahitan habis SC. Di usia dua minggu sudah ikut saya ke bandara menjemput kepulangan suami dari luar kota.
Ya, Kizain kecil sudah jalan-jalan naik mobil. Jadi kalo haus ya tinggal susui. Tidak khawatir kepanasan dan kedinginan juga. Kizain kecil dipangku tanpa gendonganpun tak masalah. Saya bisa lebih leluasa menyandarkan badan di kursi mobil.
Lalu bagaimana dengan naik motor? Bisakah Kizain kecil dibawa jalan-jalan naik motor? Awalnya saya takut. Takut Kizain kehausan kalo di jalan, atau ngantuk lalu kecapaian. Dan sebagainya.
Mengingat kendaraan yang kami miliki adalah motor, akhirnya saya coba bawa Kizain jalan-jalan sore naik motor usia 1 bulan. Kemudian berlanjut dua bulan, hingga kini usia 4,5 bulan.
Kenapa bisa berlanjut? Karena ternyata ga sesusah yang saya pikirkan. Seabreg kekhawatiran itu lenyap ketika saya sudah menguasai arena *halaah.
Membawa bayi jalan-jalan menggunakan motor itu gampang, dengan memperhatikan ketentuan yang sudah saya ukur sendiri, selama kurang lebih 4 bulan belakangan :
1. Waktu
Saya selalu mengusahakan agar Kizain tidak kepanasan saat berjalan-jalan. Karena kalo kepanasan, Kizain rewel dong? Jalan-jalan jadi kurang seru! Jadi, saya dan suami sangat memperhatikan waktu jalan-jalan kami. Misal tidak kesiangan atau tidak terlalu kesorean. Tidak juga memaksakan diri di saat hujan meski itu gerimis ataupun mendung sudah berkelebat. Kalo angin terlalu kencang juga kita memilih untuk tetap berdiam diri di dalam rumah. Juga mengondisikan Kizain dalam keadaan yang fit, tidak batuk/pilek dan sehat badannya.
2. Menggunakan Gendongan + Selimut Topi
Kizain sejak umur 4 bulan sudah pernah saya coba untuk dipakein gendongan kanguru. Tapi sayangnya saat jalan-jalan naik motor, -tidak seperti biasanya- di pertengahan jalan Kizain kecil menangis. Saya panik dong? Ya iyalah! Akhirnya saya lepas gendongannya, saya berfikir bahwa mungkin Kizain belum terbiasa dengan gendongan baru. Dia tidak nyaman untuk duduk tegak sepanjang perjalanan. Sayapun kembali ke gendongan lama, yakni gendongan seperti gendongan jarik, namun bukan batik dan sudah langsung ada pengaitnya.
Update 2018: Sekarang tersedia banyak gendongan hip-seat yang bisa digunakan mulai newborn hingga balita. Salah dua gendongan yang saya pakai sekarang adalah gendongan kaos dari @geoshelena dan cuddle me neo carrier. Kalo kita tenang saat menggendong, bayipun akan nyaman.

Suami menggunakan cuddle me neo carrier, saya menggunakan geos helena
Jangan lupa perhatikan selalu kondisi bayi, ya. Apakah tangannya kejepit, atau kakinya kelipat, dsb. Jangan sampai kita terlalu asik lihat jalan, keriuhan masyarakat yang sedang memacu sepeda motornya di jalanan. Sementara bayi kita sudah ketutupan matanya dengan selimut topi. Naudzubillah.
3. Membawa ASIP
Kita ga tau kapan bayi merasa lapar/haus. Karena itulah saya selalu membawa ASIP Kizain. Kalopun tidak diminum, bisa untuk jaga-jaga agar jalan-jalan naik motornya nyaman. Memang, bayi bisa bertahan dengan mengalihkan pandangannya ke tempat-tempat yang menarik. Biasanya bayi yang sudah berusia 3 bulan dan sudah dapat melihat dengan baik objek di sekitarnya, rentang menyusu antara satu waktu ke waktu berikutnya sudah agak lama. Tapi namanya aja jaga-jaga ^_^
Bisa aja sih nyusu langsung. Tapi suami kurang nyaman untuk menyusui di tempat terbuka. Dia ga mau istrinya jadi tatapan orang-orang di sekitar tempat kami singgah. Kizain kecil juga belum terbiasa untuk ditutupi seluruh wajahnya ke dalam jilbab saya. Dan lagi, saya pribadi kurang bisa untuk menyusu sambil duduk. Saat lahiran dulu, saya tidak diajari cara menyusu yang baik dan benar cara duduk kecuali menggunakan tangan kiri. Tangan kanan? Kibarkan bendera putih :”D
Sebisa mungkin hindari dot, ya. Sebab direct breastfeeding itu jauh menyenangkan.
Update 2018: Alhamdulillah day by day saya sudah bisa menyusui sambil duduk. Apalagi, menggunakan apron menyusui saat menyusui, jauh lebih mudah! Ketika adiknya Kizain lahir saya mahir menggunakan apron dan alhamdulillah saya tak perlu pompa ASI lagi. Bisa juga ditutup pakai gendongan jika tak punya apron
Ugh, sesungguhnya para busui membutuhkan nursery room, ya kaannn? :’)
4. Ibu dan Bayi Memakai Pakaian Yang Nyaman
Yuhuuuu, bagi suami (dan saya juga dong) ini penting pake banget. Sebelum Kizain lahir saja, saya memang lebih menyukai dibonceng dan duduk mengangkang daripada menyamping. Terlebih sesudah Kizain lahir.
Membawa bayi dalam gendongan sepanjang perjalanan dengan duduk menyamping itu bikin pegel-pegel badan lho. Saya ga kuat! :”) Dan Kizain juga akan langsung terpapar angin dari depan. Jadi, saya kalo diboncengin suami, selalu memilih duduk ngangkang. Dan pemilihan pakaian pun menjadi perhatian lebih.
Gimana biar tetep syar’i tapi bisa nyaman duduk di motor? Saya selalu menggunakan celana yang longgar disebalik rok atau gamis. Say bubye to lejing.
Selain itu juga karena menggunakan gendongan, otomatis bagian belakang akan lebih ketat. Alhasil, saya berusaha untuk memakai pakaian yang tidak menjiplak tubuh dari belakang. Menggunakan jilbab yang tidak terawang. Jadi saya ga habis fokus untuk narik-narik jilbab agar tidak tersingkap (malu euy).
Bayi juga harus diperhatikan pakaiannya. Tidak terlalu tipis ataupun tebal. Tidak dari bahan yang keras seperti jeans. Tidak memakai pakaian yang mengundang untuk masuk angin (artiin sendiri ya bu, hehe). Jangan lupa juga untuk pakai kaus kaki. Sebelum bepergian, saya tidak lupa memoles minyak telon di perut dan dada Kizain. Saya juga selalu mengecek diapers Kizain tidak dalam keadaan penuh, atau sudah saya ganti sesaat sebelum pergi. Jadi, kenyamanan menjadi poin penting dalam hal lancar jaya-nya jalan-jalan.
5. Jangan Lupa Menentukan Tempat Persinggahan
Apa sih maksudnya? Hehehe saya aja bingung.
Gini, lho. Duduk di motor dalam kurun waktu satu-dua jam itu asli bikin pegel. Nah, kita aja pegel, kan? Gimana bayi yang ada di dalam gendongan?
Untuk meregangkan otot sesaat, saya dan suami selalu menentukan tempat persinggahan a.k.a tempat duduk sekalian makan sebelum bepergian. Karena kalo ditentukan di saat perjalanan sudah dilakukan biasanya agak kurang mendapatkan hasil yang sesuai.
Dan tempat yang sering kami kunjungi akhir-akhir ini tak lain adalah pantai Ulee Lheue. Meski seringkali Kizain masih jauh tertarik dengan pohon yang bergerak dibanding pantai yang terhampar di hadapannya.
6. Jangan Lupa Berdoa Agar Suami Dicukupkan Rezeki Untuk Beli Mobil
Keinginan untuk beli mobil itu sudah ada saat saya hamil. Namun mungkin doa saya untuk suami belum terlalu kuat, sehingga belum diijabah sama Allah. Mungkin juga Allah punya maksud lain dan menyuruh kami bersabar sedikit lagi. Wallahualam.
Untuk itu, yuk buibu perkuat lagi doa kita untuk suami tercinta. Di luar sana ia mempertaruhkan keringat dan lelah pikirnya demi keluarga yang menanti di rumah. Jangan merasa minder jika tidak bisa membantu suami dalam hal materi. Masih ada doa yang jauh lebih dahsyat pengaruhnya untuk suami.
Suami mencari nafkah dan doa istri sebagai penguat. Karena doa istri paling dinantikan suami dalam diamnya. Jadi, sempatkan diri untuk terus mendoakan suami, baik ketika sedang mengganti popok anak, selesai sholat sunnah dan wajib maupun sedang memasak di dapur. Mari kita berdoa ^_^
Kurang lebih, itu aja poin yang harus diperhatikan sebelum bayi diajak jalan-jalan naik motor. Gampang kan? Btw, Ada yang mau nambahin? Sesungguhnya saya masih baru banget kemarin jadi Ibu. Mungkin banyak yang sudah berpengalaman dari saya.
Konon, kalo sudah MPASI akan lebih rempong lagi bawaannya, tapi nanti kita coba dan tunggu tulisannya yaaa. Insyaallah Kizain akan MPASI 1 bulan lagi.
Oh iya buuuu, untuk kenyamanan bayi jalan-jalannya jangan lama-lama banget yaaaa. Saya biasanya tidak lebih dari satu atau dua jam saja. Selain bayi lelah di dalam gendongan, dia juga butuh untuk tidur dengan nyaman di kasurnya di rumah.
Selamat mencobaaaaa dan mari jalan-jalan. ^,^
Banda Aceh, 20 Maret 2016
20 Comments
adriana dian
20 March 2016 at 11:44nomer 6 nggak pernah berenti aku lakuin setiap hari mak.Hihi. Kebetulan aku masih biker juga nh mak, makasi tipsnya ya Maaaak
cutdekayi
23 March 2016 at 08:31Iya nih mak, sebagai pelaku nikah muda yang karirnya baru mau dimulai ya harus sabar :’D hehe makasih udah mampir mak
inda chakim
21 March 2016 at 12:07point erakhir cucok bgd mbk, teurtama bwt akoohhh, 😀
cutdekayi
23 March 2016 at 08:30Akupuuuun :’D
Dewi Ratih
22 March 2016 at 06:51Warbiyasa nih bunda Kizain, bijak kali
setuju ai, intinya sll menjaga kenyamanan bayi ya, jgn maksai jln2 terlalu lama
cutdekayi
23 March 2016 at 08:29Iya mbaaaa.. Kalo ada yang jaga mah asik-asik aja. Tapi pikiran pasti tetep ke rumah :’))
Rotun DF
23 March 2016 at 06:46Aku dong pernah diomelin sama Ibu-ibu, pas Wafa masih sebulanan diajak ke taman tapinya nggak dipakein jaket. Hahaha…*emak macam apaah?XD
cutdekayi
23 March 2016 at 08:28Hahaha iya kalo diinget-inget komentar orang itu kadang-kadang….bikin gabisa makan minum dan tidur dengan tenang ya nyak:'(((
Nurul Fitri Fatkhani
24 March 2016 at 20:41Mengajak bayi jalan-jalan memang perlu persiapan yang banyak ya, mbak :))
cutdekayi
24 March 2016 at 22:40Iya, Mbak. Betul sekali 😀
Atisatya Arifin
27 March 2016 at 22:33Mbak Ayi, aku juga termasuk yang lebih memilih naik motor meskipun ada mobil karena lebih cepat. Apalagi kalau di Jakarta. Tapi memang ketika si kakak masih bayi aku hampir tidak pernah ajak naik motor sih, selalu naik mobil. Soalnya kalau ketahuan sama kakek neneknya bisa dimarahin.
Hehehehe.
cutdekayi
31 March 2016 at 22:39Iya mbak. Awal-awalnya aku dimarahin sama nenek kakeknya. Tapi ya mau gimana lagi, pakai alasan ‘biar anaknya kuat kalo udah besar.’ gitu aja, deh. Hahaha
Atisatya Arifin
4 April 2016 at 09:35Wkwkwkwwk, kalau aku nggak mempan tuh. apalagi kalau udah debat sama grandpa-nya. Ngalah aja deh daripada kena murka orang tua.
Tapi sekarang sih kalau aku pergi2 naik motor si kakak suka diajak dan tidak ada komplen. Hehehe
cutdekayi
6 April 2016 at 22:03Hahaha iya habis sekarang di jalan mah kalo ndak kita yang nabrak karena orang ya orang yang nabrak. Serem ih.
kania
4 April 2016 at 12:04waktu anak masih 1 saya sekeluarga juga jalan kemana2 naik motor, enaknya jadi cepet, sekarang anak udah 2 ga mungkin pake motor huhu
cutdekayi
6 April 2016 at 22:05Iya Mba? Mohon doanya mba semoga bisa beli kendaraan yang aman dan memungkinkan bawa anak banyak hehhee
Ardiba
8 April 2016 at 08:27Kalo aku gak pernah bawa ASIP pas dulu Ais masih nyusu. Soalnya kalo di jalan Ais bobok mlulu. Yang ada payudara mrengkel bgt tp bocahnya gak mau nenen. Huhu
cutdekayi
15 April 2016 at 21:47Dia di jalan bobo sih, mbak. Tapi pas udah nyampe tempat, dia bangun. nah otw pulang baru deh emut jari -_-
Azizahnazi
30 November 2016 at 16:32Aihhhh… Baru nemu tulisannya, tips kece ai. Tipe suka jalan kaya kita emang ga betah d rumah apalagi habis lahiran. Tapi ya itu kemarin agak ragu juga mau bawa bayi dua bulan buat jalan pake motor. Khawatir pulangnya dia masuk angin n rewel sepanjang malam. Kasian juga sih liat nya dalam gendongan, mana sempit, panas pula.
Jalan boleh asal bayi nyaman.
dini safiti
20 April 2017 at 07:44Anak aq umur 1 thn, aq pngn bngt ngajak anak jln2 prjlnn jauh mbk.. tp nenekx mesti bilang jngan nnti kena sawan. Aq kn pngen biar anak itu kebal klo d ajak jalan jauh mbk, klo nggk di biasain nnti malah sakit kalo d ajak jlan… gimana dong mbk solusinya?? 😦